Translate

28 Mar 2013

BANTIMURUNG, KERAJAAN KUPU-KUPU, CUMA SATU KUPU KUJUMPA


Kupu-kupu cantik Bantimurung
 http://p4mriunmmakassar.files.wordpress.com/2010/11/hjlk.png
Dua puluh menit sudah kujejakkan kaki di kawasan wisata Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang disebut juga dengan Kerajaan Kupu-kupu. Mataku mencari-cari, barulah  temanku, seorang jurnalis, Tasman Banto, tersenyum lebar padaku seraya menunjuk sesuatu. “O itu dia ya, kupu-kupu. Hayooo serbuuu, foto diaaaaaa,”seruku berlari. Bulan Maret ini sudah berjumpa kupu-kupu di lokasi yang dikenal sebagai sorga kupu-kupu alias juga Kerajaan Kupu-Kupu.


Kukejar kupu hitam bercorak putih yang hinggap di bebatuan dekat akar pohon yang ditunjukkan oleh temanku tadi. Kukejar lagi berulang-ulang, sampai aku berhasil memotretnya. Itu pun dengan hasil acakadul  alias mana batu mana kupu-kupu susah membedakannya. Tiada lagi kujumpa kupu di lokasi  yang disebut oleh  Alfred Russel Wallace (1823-1913) sebagai Kingdom of Butterfly alias kerajaan kupu-kupu karena menjadi tempat berkembang-biak bagi ratusan jenis kupu-kupu.

Kupu-kupu satu-satunya yang bisa ku foto
(dok:Helsi Dinafitri)

Kulirik Asok, yang sedari tadi merayuku membeli dagangannya. Di tangan anak lelaki belasan tahun itu terdapat berderet gerencengan gantungan kunci plastik,  juga kotak-kotak hias warna warni menyolok semuanya berisi kupu-kupu cantik yang diawetkan. 

Tak hanya Asok, Dari pintu pembelian tiket Bantimurung banyak kios cinderamata menderetkan dagangan kupu-kupu hiasnya mulai harga Rp 25.000  hingga Rp 100.000,- . "Apa dagangannya si Asok ini yang turut menyumbang kelangkaan kupu seperti yang kualami….," pikirku penuh sangka. Aku jadi ragu membeli dagangan tersebut. 




Kupu-kupu Bantimurung
banyak juga dijual di Toko Jl Somba Opu
(Dok: Helsi Dinafitri)

Bulan  Mei dan Baju Merah

Yang aku tahu, kupu-kupu memikili bentang sayap rata-rata seukuran lipstikku, tetapi keindahan corak dan warnanya jauh melampaui koleksi perona bibir perempuan manapun.  Itulah sebabnya kuingin merasakan kedekatan dengan makluk Tuhan satu ini. Nyatanya, hari ini 9 Maret 2013 kujumpa hanya seekor kupu. Itu pun kutemui berkat  bantuan temanku Tasman. 

Si Asok yang berkulit putih bersih berkata: ”Ibu baiknya datang di bulan Mei, mengenakan baju warna merah menyala, supaya dikira bunga oleh kupu-kupu.” Saran  Asok yang membuatku melirik di tangannya kupu-kupu warna-warni yang terpasung dalam kotak bisnis pariwisata.


Mungkin, tip Asok benar. Tetapi, menurut AL Nurhayati dan Esi Emilia Dkk, dalam situ Dishut Jabar mengatakan sebenarnya kita dapat menikmati kupu-kupu di Bantimurung setiap saat. Hanya saja kupu-kupu memang tidak sebanyak dulu lagi dan penurunan populasi kupu-kupu Bantimurung terus berlangsung. Kini kita menjumpai kupu-kupu pada musim kupu-kupu saja yang biasanya awal tahun dan akhir tahun.


Penangkapan Liar, Penambangan Kapur

dok:helsi dinafitri

Wallace (1823-1913) menemukan sekitar 270 jenis kupu-kupu di Bantimurung. Jumlah jenis ini anjlok tinggal 130 tahun 1980 dan turun lagi tinggal 103 jenis tahun 1997, sebagaimana hasil penelitian   Universitas Hasanuddin tahun 1980 serta tahun 1997. Itu berarti hanya 17 tahun berselang di era 80-an dan 90-an 27 jenis kupu-kupu Bantimurung lenyap.  Kini tahun 2013, Sekitar 16 tahun berselang, setelah penelitian Unhas 1997,  mungkin kupu-kupu Bantimurung tersisa tinggal 50 spesies lagi. Could be ?! 

Para peneliti menyimpulkan penurunan populasi disebabkan penangkapan liar secara besar-besaran untuk diawetkan, yaaaa seperti yang ada di tangan Asok, sahabat kecilku ini. Di Bantimurung Anda bisa melihat dagangan kupu-kupu diawetkan dalam kemasa kotak dan gantungan kunci dijual di kios-kios cenderamata. Juga di Makassar, Anda bisa membeli kupu berupa pajangan dinding dalam kotak hias dijual di toko-toko cenderamata dan penganan oleh-oleh Makassar di Jl Somba Opu, dekat Pantai Losari.

Dampak penambangan batuan kapur (karst) membuat pebukitan batu kapur, yang menjadi istana bagi Kerajaan Kupu-Kupu, kian panas. Istana kupu-kupu tak lagi nyaman bagi penghuninya akibat debu penambangan yang menutupi dedaunan, serta suara penambangan yang bising.


Hatiku senang ada penggiat lingkungan, Rusdi Idrus untuk menangkar kupu Bantimurung guna menekan penangkapan liar bertujuan komersial sebagaimana dikisahkan dalam situs http://peluangusaha.kontan.co.id/news/rusdi-menyelamatkan-kerajaan-kupu-kupu-bantimurung-1.


Dok: Helsi Dinafitri

dok:  Helsi Dinafitri
Sejak 2004, ia menggerakkan warga Bantimurung untuk tidak lagi menangkap kupu di alam bebas tetap melakukan penangkaran kupu. Kupu hasil penangkaran tersebut kemudian dapat dijual bebas sehingga tidak mengganggu populasi kupu Bantimurung yang sudah ada mulai harga Rp 20.000 hingga Rp 500.000,. Hanya saja, langkah Rusdi terkendala dalam tempat penangkaran yang masih berjumlah dua buah dan hanya bisa menampung total 150 ekor kupu-kupu. Langkah Rusdi sudah seharusnya didukung oleh pemda setempat dan institusi terkait karena dapat mengatasi salah satu penyebab penurunan jenis kupu, yaitu perburuan liar bertujuan komersial. 

Kecewa karena tidak menjumpai Kupu-kupu Bantimurung? Tidak usah terlalu khawatir, Anda dapat mengunjungi Museum Kupu-Kupu di lokasi. Museum kupu-kupu tersebut berbentuk rumah kaca. Di dalamnya terdapat ratusan kupu aneka corak dan warna yang diawetkan di etalase kaca. Dari sekitar 300 koleksi kupu terdapat koleksi terbanyak yaitu jenis papilo androkies dan Papilo blumei  dari Bantimurung. Tetapi, Anda juga dapat melihat koleksi kupu-kupu dari Papua. Anda juga dapat melihat koleksi kupu dari seukuran tube lipstick hingga setelapak tangan.

Taman Nasional Bantimurung di Kecamatan Maros, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, hanya 60 km dari Makassar.  Di sini selain terkenal dengan kupu-kupu juga terkenal dengan air terjun dan batuan kapurnya. Air terjun ini di musim hujan dapat luber hingga menciptakan banjir di kawasan wisata ini sehingga terpaksa ditutup sementara. 


Bulan Maret saat saya berkunjung, meski airnya masih berwarna agak kecoklatan, warga banyak yang berenang di area air terjun dengan mengajak anak-anak. Banyak disewakan juga bebek-bebek plastik untuk mengapungkan anak kecil di alur sungai berair tenang atau di kolam yang dibuat khusus untuk pengunjung. 

Bila Anda tergolong petualang, Anda dapat mendaki tangga di sisi air terjun, tentu saja dengan pemandangan yang lebih indah di sana, ada Goa Batu dengan Batu Jodohnya, ada Danau Kassi Kebo yang tidak satupun diizinkan berenang di sini, atau menikmati hutan dengan kicauan burung dan gerombolan kera siap merebut makanan Anda.  







Tidak ada komentar:

Posting Komentar